Kenali Tanda-tanda Awal Diabetes pada Wanita dan Cara Mengatasinya
- healthifyme
Jogja – Meskipun diabetes memengaruhi pria dan wanita, penting untuk mendiskusikan dampaknya dan berbagi tips pengelolaannya pada wanita. Hal ini karena wanita memiliki banyak kekhawatiran terkait diabetes.
Berdasarkan penelitian, wanita lebih mungkin mengalami komplikasi jantung akibat diabetes dibandingkan pria. Selain itu, seperti yang lazim terjadi di masyarakat kita, perempuan dipandang sebagai pengasuh dan pengasuh yang mengabaikan kesehatan dirinya sendiri dan peduli terhadap orang lain.
Pada artikel ini yang dikutip dari Times of India, kami akan membahas tanda-tanda awal diabetes yang harus sangat diwaspadai oleh wanita dan bagaimana wanita dapat mengatasinya.
Menurut laporan International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes tipe 1 di Indonesia mencapai 41,8 ribu orang pada 2022. Temuan studi yang relatif baru mengenai gangguan metabolisme menunjukkan bahwa sebagian besar populasi berada di ambang terkena diabetes.
Ini juga berarti bahwa populasi yang besar ini berada pada tahap di mana mereka dapat kembali ke kadar gula darah normal dengan menambahkan beberapa kebiasaan sehat.
Dalam konteks ini, sangat penting untuk mengetahui tanda-tanda awal diabetes agar dapat mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
1. Sering buang air kecil
Rasa haus yang berlebihan dan peningkatan buang air kecil merupakan tanda awal diabetes. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring dan menyerap kelebihan glukosa. Jika Anda tiba-tiba mengalami tanda-tanda tersebut atau merasa tanda ini memengaruhi waktu tidur Anda, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
2. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
Tanda klasik diabetes adalah penurunan berat badan terlalu cepat. Ini mungkin tampak bagus pada awalnya, tetapi jika berat badan Anda turun tanpa usaha atau niat apa pun, jangan tunda menemui dokter.
Diabetes dapat menyebabkan tubuh memecah otot dan lemak untuk dijadikan energi ketika glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
3. Meningkatnya rasa lapar
Meskipun memiliki pola makan yang baik, penderita diabetes mungkin mengalami rasa lapar terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh menggunakan glukosa sebagai energi secara efektif.
Meskipun ada beberapa penyebab peningkatan nafsu makan, berkonsultasi dengan dokter dapat membantu Anda menemukan penyebabnya sedini mungkin dan mencegah penyakit berkembang dengan cepat.
4. Penyembuhan luka lambat
Pernahkah Anda melihat keterlambatan penyembuhan luka akhir-akhir ini? Tanda utama diabetes adalah penyembuhan luka yang lambat. Pada penderita diabetes, luka, sayatan, dan infeksi mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh karena sirkulasi yang buruk dan gangguan fungsi kekebalan tubuh yang terkait dengan diabetes.
5. Tanda-tanda lain yang perlu diperhatikan
Selain tanda-tanda di atas, tanda-tanda lain seperti rasa lesu, kelelahan, pandangan kabur, tangan dan kaki terasa kesemutan, serta mati rasa juga tidak boleh diabaikan.
Tanda-tanda ini akan datang dan pergi, memberikan perasaan lega sementara. Namun jika hal ini sering terjadi kemungkinan besar Anda memiliki kadar gula darah yang tidak normal.
Cara mengatasi diabetes
Gaya hidup sehat dapat membantu mencegah timbulnya diabetes, kata para ahli kesehatan. Namun apa yang dimaksud dengan gaya hidup sehat masih sulit diketahui. Gaya hidup meliputi pola makan, kebugaran, pengelolaan berat badan, pengobatan, dan pemantauan parameter kesehatan.
Memiliki pola makan seimbang yang kaya akan makanan utuh, serat, protein tanpa lemak, dan lemak sehat serta mengurangi asupan makanan bergula dan makanan olahan dapat membantu mengatur kadar gula darah.
Melibatkan tubuh dalam aktivitas aerobik intensitas sedang minimal 150 menit per minggu, disertai latihan kekuatan akan menjaga tubuh tetap bugar.
Jangan ragu untuk memeriksa kadar gula darah setiap hari atau dua atau tiga kali sehari, jika diperlukan. Ini dapat membantu untuk memahami apakah kebiasaan gaya hidup yang Anda ikuti berhasil atau tidak.
Kunjungan rutin ke penyedia layanan kesehatan sangat penting untuk memantau kondisi, menyesuaikan rencana perawatan Anda sesuai kebutuhan, dan mengetahui adanya komplikasi sejak dini.
Hindari meresepkan obat sendiri atau mengubah kebiasaan; konsultasikan dengan dokter untuk panduan yang lebih baik.