Cara Bijak Dampingi Anak Bermain Gadget

Gadeg menimbulkan sifat adiktif pada anak
Sumber :
  • bing image creator

VIVA Jogja – Dilarang atau dicegah, bukan solusi untuk menjauhkan anak dari gadget, karena justru akan menimbulkan sikap kontra yang berujung pada perlawanan. Dunia memang sudah mengalami perubahan besar. Gadget, sebagai produk teknologi yang paling dekat dengan aktivitas harian, kini menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai kalangan, mulai dari pekerja, pelajar, hingga anak-anak. Kehadirannya yang menawarkan kemudahan, hiburan, serta akses informasi tanpa batas membuat banyak orang merasa tidak bisa hidup tanpanya.

Masa Pengenalan Lingkungan SR digelar Dua Bulan

Namun, di balik semua manfaat tersebut, tersimpan ancaman serius bagi perkembangan anak, terutama jika tidak disertai pendampingan yang memadai dari orang tua. Secara psikologis, anak-anak belum memiliki kemampuan pengendalian diri yang utuh. Dalam masa tumbuh kembang, fungsi kontrol diri dan logika berpikir mereka belum sepenuhnya terbentuk. Anak cenderung mengikuti insting kesenangan dan memilih hal-hal yang memberikan rasa nyaman atau hiburan, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.

Guru Besar bidang Ilmu Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof Dr Suciati membeberkan, ketika anak diberi akses penuh terhadap gadget tanpa pengawasan, mereka berisiko tinggi menggunakannya secara berlebihan. Aplikasi-aplikasi dengan tampilan visual menarik, animasi interaktif, serta permainan menantang mampu merangsang hormon dopamin yang menimbulkan rasa senang dan adiktif.

Mahasiswa dari 9 Negara Dunia Ikuti Global Summer Week di FEB UG

Kondisi tersebut tentu menimbulkan kekhawatiran karena dapat memicu kecanduan yang berdampak serius pada perkembangan anak. Di usia ini, kesadaran anak untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan belum berkembang sepenuhnya. Akibatnya, penggunaan gadget lebih diarahkan untuk mengejar kesenangan sesaat.

Prof Suciati menjelaskan bahwa dalam banyak kasus, kecanduan terhadap layar gawai yang tidak terkendali dapat berkembang menjadi gangguan psikologis. Konsentrasi terganggu, waktu tidur berkurang, dan motivasi belajar menurun drastis. Ketika tidak memegang gadget, anak cenderung merasa gelisah, kehilangan minat terhadap aktivitas fisik atau sosial, bahkan menolak berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Bupati Gunungkidul Labrak Pencatut Namanya

“Jika sudah sampai pada tahap kecanduan, seorang anak bisa kehilangan kendali terhadap waktu. Aktivitas belajar diabaikan, tanggung jawab di rumah ditinggalkan, dan pemikiran tentang masa depan menjadi terabaikan,” tambahnya.

Dalam jangka panjang, kebiasaan tersebut dapat menghambat perkembangan intelektual dan emosional secara menyeluruh, serta membentuk pola perilaku yang sulit diubah saat anak beranjak remaja atau dewasa.

Halaman Selanjutnya
img_title