Jelajah Kuliner Malam di Kota Jogja, Ini 10 Rekomendasinya!

Gudeg Bromo Bu Tekluk
Sumber :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

Kemudian untuk telur biasanya dari telur ayam atau telur bebek. Pada bagian levelnya pun bermacam-macam, ada yang biasa, sedang, pedas sampai pedas sekali.

Pilkada 2024, KPU Kota Tegal Pastikan Logistik Siap dan Targetkan Angka Partisipasi Tinggi

Soto Sampah

Photo :
  • VIVA Jogja/visitingjogja.jogjaprov.go.id

6. Soto Sampah

Soto Sampah Jogja merupakan salah satu tempat makan soto yang sangat terkenal di kalangan pecinta kuliner. Tempat ini ternyata sudah berdiri lama, yakni sejak tahun 1970 silam.

Eks Kader PAN Sleman Deklarasi Dukung Harda-Danang

Bahkan, ada sebagian masyarakat yang menyebutkan bahwa tempat ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1967 silam. Pada awalnya, soto sampah ini lebih dikenal dengan sebutan soto simak atau soto becak.

Disebut demikian karena dahulu kebanyakan para pelanggannya adalah tukang becak. Pada tahun 2009 lalu, tempat makan ini pun berubah nama menjadi soto sampah yang diberikan oleh para para pelanggannya sendiri.

Apresiasi Putusan MK, PDIP Karanganyar Dukung Netralitas TNI/Polri Hingga Kades di Pilkada 2024

Mengapa disebut soto sampah? Ternyata, kuliner soto yang satu ini memanfaatkan gajih dari daging sapi dan beragam isian lain yang membuat penampilan dari piringnya berantakan.

Satu porsi soto sampah berisi bihun, taoge, irisan kol, daging gajih, dan siraman kuah soto yang melimpah dan enak. Dari segi tampilan memang terkesan acak-acakan, namun jika sudah masuk dimulut, maka rasanya pun akan sangat menggugah selera.

Gudeg Bromo Bu Tekluk

Photo :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

7. Gudeg Bromo Bu Tekluk

Gudeg Bromo Bu Tekluk menjadi begitu terkenal dengan proses yang panjang. Berdiri sejak tahun 1984 silam. Nama asli dari gudeg Bu Tekluk ini awalnya adalah gudeg Bromo. Perintis dari bisnis gudeg ini bernama Bu Sumijo.

Penamaan dari gudeg ini ternyata bukanlah sembarangan. Kata ‘tekluk’ sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah terkantuk-kantuk atau mengalami kantuk berat yang membuat kepala seseorang menjadi tidak sengaja tertunduk.

Halaman Selanjutnya
img_title