Modus Pemerasan Berpura-pura Tertabrak Mobil: Ini Tips Menghindarinya

Tangkapan layar modus pemerasan itu
Sumber :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar IG

VIVA Jogja - Modus menabrakkan diri di Bandung kembali terjadi. Seorang netizen bernama @dudisugandi menuliskan kejadian itu di instagram milknya.

21 November Hari Ikan Sedunia: Ini Sederet Manfaat dari Rutin Mengonsumsi Ikan

“Pada tanggal 3 Nov 2024 sekitar pkl 21, di sekitaran Sudirman street Bandung, ada upaya orang memeras dg dalih tertabrak (padahal terekam kamera, dia menabrakkan diri). Cari penjahat ini, dan beri pelajaran, supaya penjahat lain tidak ikut coba coba melakukan kejahatan usang seperti ini. Jangan lupa merekam agar wajahnya teridentifikasi. Saya sharing agar tidak terjadi untuk warga yang lain. Video dari wa grup komunitas. #Moduskejahatan” papar Dudi.

Modus pemerasan dengan cara pura-pura menabrakkan diri ke mobil adalah salah satu bentuk penipuan atau pemerasan yang sering terjadi di jalanan. Dalam modus ini, pelaku berusaha untuk memperoleh uang atau keuntungan lain dengan cara yang tidak sah.

Pilkada 2024, KPU Kota Tegal Pastikan Logistik Siap dan Targetkan Angka Partisipasi Tinggi

Berikut adalah gambaran tentang bagaimana modus ini biasanya dilakukan:

Pelaku Menabrak atau Pura-pura Menabrak Diri ke Mobil

Pelaku akan sengaja berlari ke arah mobil yang sedang berjalan atau berputar-putar di sekitar kendaraan, kemudian berpura-pura terjatuh atau menabrak dirinya ke mobil.

Eks Kader PAN Sleman Deklarasi Dukung Harda-Danang

Pelaku bisa menggunakan teknik yang terlihat dramatis, seperti terjatuh ke kap mobil atau melompat ke atas mobil.

Tuntutan Ganti Rugi atau Uang Damai

Setelah kejadian tersebut, pelaku kemudian mengklaim bahwa mereka terluka akibat tabrakan tersebut dan meminta pengemudi mobil untuk memberikan uang sebagai ganti rugi atau untuk menghindari kerumunan yang akan menciptakan masalah lebih lanjut.

Dalam beberapa kasus, pelaku bisa berusaha mengancam akan melaporkan kejadian tersebut ke polisi atau membawa masalah tersebut ke pengadilan, kecuali jika pengemudi membayar sejumlah uang tertentu.

Teknik Manipulasi atau Koaksi

Pelaku sering kali mencoba menciptakan tekanan emosional atau ketakutan pada pengemudi, dengan cara berbicara agresif, memanfaatkan keramaian sekitar, atau dengan menyatakan bahwa mereka akan menghubungi polisi jika tidak diberikan uang.

Sering Melibatkan Rekan-Rekannya

Beberapa kali, pelaku tidak bekerja sendiri. Mereka bisa melibatkan orang lain yang berperan sebagai saksi palsu, atau bahkan berperan sebagai orang yang terlihat "terluka" akibat kejadian tersebut.

Hal ini untuk memberikan kesan bahwa kejadian itu memang serius dan pengemudi bisa terdesak untuk memberikan uang.

Cara Menghindari Modus Ini

Jaga Jarak

Jika memungkinkan, hindari berhenti di tempat yang rawan dan tetap waspada terhadap orang-orang yang tampak mencurigakan di sekitar kendaraan.

Dokumentasikan Kejadian

Jika terjadi insiden, penting untuk tetap tenang dan merekam kejadian tersebut dengan ponsel (baik video atau foto) sebagai bukti, atau memastikan bahwa ada saksi yang melihat kejadian tersebut.

Jangan Langsung Membayar

Jangan terburu-buru untuk memberikan uang kepada seseorang yang mengklaim mereka terluka. Sebaiknya tetap berbicara secara tenang dan jika perlu, panggil polisi untuk menangani situasi tersebut.

Minta Saksi

Jika terjadi di jalan raya yang cukup ramai, carilah saksi lain yang bisa memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut.

Hubungi Pihak Berwajib

Jika Anda merasa diancam atau diperas, segera laporkan kejadian tersebut ke polisi. Hal ini penting untuk melindungi diri Anda dan mencegah agar pelaku tidak merugikan orang lain lagi. Modus seperti ini sering kali bergantung pada rasa takut dan kebingungan korban, jadi penting untuk tetap tenang dan tidak panik.