Seni Tani: Gerakan Anak Muda Bandung Ubah Lahan Terbengkalai Jadi Kebun Produktif
- IST/Net
BANDUNG, Viva Jogja - Di tengah hiruk-pikuk perkotaan, sekelompok anak muda di Arcamanik, Kota Bandung, berhasil mengubah lahan-lahan kosong yang terbengkalai menjadi kebun komunal produktif.
Seni Tani, usaha sosial berbasis urban farming, menjadi solusi inovatif atas masalah ketahanan pangan serta peluang kerja bagi pemuda di wilayah tersebut.
Vania Febriyantie, salah satu pendiri Seni Tani dan penerima penghargaan SATU Indonesia Awards dari Astra pada 2021, menyebut bahwa gagasan ini lahir saat pandemi COVID-19 melanda.
“Saat itu, banyak warga di lingkungan sekitar yang kesulitan mendapatkan sumber pangan sehat. Melihat banyak lahan kosong yang tak terpakai, kami tergerak untuk mengubahnya menjadi kebun yang bermanfaat,” ujar Vania dalam sebuah acara diskusi di Lestari Summit 2024 di Jakarta.
Transformasi Lahan Tidur Menjadi Kebun Sayur Produktif
Sejak November 2020, Vania bersama rekannya, Galih, mulai mengelola lahan tidur seluas 680 m² di daerah Sukamiskin, Bandung Utara.
Lahan yang dulunya penuh dengan sampah rumah tangga kini menjadi kebun produktif, menghasilkan lebih dari 150 kg sayuran sehat setiap tahunnya.
Seni Tani menggunakan sistem Community Supported Agriculture (CSA), di mana anggota membayar di muka untuk mendukung keberlanjutan pertanian dan menjamin pemasukan tetap bagi para petani kota.
Kolaborasi ini tidak hanya menghadirkan kebun komunal, tetapi juga membangun ikatan sosial yang kuat di komunitas.
Lahan di Seni Tani terbagi menjadi dua, satu untuk kebun komunal bersama yang dikelola oleh 97 anggota komunitas, dan satu lagi diurus oleh dua petani muda lokal yang mendapat penghasilan tetap.
Memberdayakan Generasi Muda Lewat Urban Farming
Pandemi menginspirasi Vania dan Galih untuk menggali potensi urban farming sebagai cara meningkatkan ketahanan pangan masyarakat kota.
Menurut Vania, tak perlu lahan luas untuk memulai, cukup dengan area 1x1 meter saja, masyarakat sudah bisa memulai kebun dapur mini mereka sendiri.
“Kita tidak perlu lahan besar. Bahkan hanya dengan area kecil pun kita bisa menanam sayuran untuk kebutuhan sehari-hari,” tambah Vania.
Usai pandemi, Seni Tani menghadapi tantangan kekurangan tenaga kerja, karena sebagian besar masyarakat kembali sibuk dengan aktivitas normal.
Menanggapi masalah ini, Vania dan tim mulai mengajak para pemuda yang belum memiliki pekerjaan atau punya waktu luang untuk terlibat dalam pengelolaan kebun dengan model usaha sosial.
“Kita konsen sama anak-anak muda yang butuh healing atau pengisi waktu. Mereka yang mungkin stress atau menganggur, kita ajak untuk berkebun,” ujar Vania.
Mengembangkan Sayur Lokal Melalui Sistem Pembayaran di Muka
Seni Tani berhasil memperluas distribusi hasil kebunnya ke luar wilayah Arcamanik, menawarkan konsep pembayaran di muka kepada pelanggan.
Dalam sistem ini, konsumen membayar di awal dan menerima pasokan sayuran mingguan saat masa panen tiba.
Pendekatan ini memberikan jaminan pendapatan awal bagi pengelola kebun, menjaga stabilitas usaha mereka di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif.
Menurut Vania, sistem ini memiliki tiga manfaat utama: lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Selain menghidupkan lahan kosong dan menciptakan pendapatan untuk warga, Seni Tani juga menjadi wadah healing bagi para pemuda setempat.
Mereka bisa merasa terhubung dengan alam dan mengurangi stres melalui aktivitas berkebun.
“Kita coba ajak anak-anak setempat untuk menjadi petani muda, gotong royong jadi social enterprise,” tutur Vania.
Penghargaan SATU Indonesia Awards untuk Anak Muda yang Berdampak
Usaha keras dan ketulusan Vania bersama komunitasnya mendapat apresiasi melalui penghargaan SATU Indonesia Awards dari Astra pada 2021.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk dukungan bagi anak-anak muda yang berdampak positif di masyarakat.
Regina Panontongan, Head of Media Relations Astra, mengungkapkan bahwa banyak anak muda saat ini memiliki semangat untuk berkontribusi tanpa pamrih.
“Melihat anak muda yang melakukan perubahan di masyarakat dengan tulus, tanpa mencari publisitas, itulah yang kami sasar di program ini,” jelas Regina.
Program ini memberikan inspirasi bagi banyak pemuda untuk berani mengambil langkah nyata dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungan.
Diadakan sejak 2009, SATU Indonesia Awards kini menarik lebih dari 15.000 pendaftar setiap tahunnya, menunjukkan antusiasme generasi muda Indonesia dalam membawa perubahan yang berarti.
Inspirasi bagi Generasi Muda dan Masyarakat Urban
Seni Tani menjadi contoh nyata bagaimana pertanian kota dapat berjalan di tengah keterbatasan lahan, bahkan mampu menjadi peluang ekonomi dan sosial.
Usaha ini menginspirasi banyak masyarakat untuk lebih peduli terhadap asal makanan mereka, serta untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar.
Kisah Vania dan Seni Tani di Bandung membuktikan bahwa urban farming bukan sekadar trend sesaat, tetapi solusi nyata untuk ketahanan pangan yang lebih baik.
Dengan pendekatan kolaboratif dan dukungan komunitas, kebun-kebun kota seperti Seni Tani tidak hanya menyediakan bahan pangan lokal, tetapi juga menyemai harapan bagi masa depan yang lebih lestari.