e-Conomy SEA 2024: Gross Merchandise Value Indonesia terbesar di Asia Tenggara
- Istimewa
“Penerapan AI akan mempercepat transformasi digital di berbagai industri dan secara geografis. Menariknya, minat terbesar terhadap AI datang dari Kalimantan Timur, Jakarta, dan Kepulauan Riau,” tambah Veronica.
Sektor digital menunjukkan tren pertumbuhan positif
Veronica menilai layanan keuangan digital (DFS) dan perjalanan online sedang menjalani penyesuaian strategis untuk memastikan keberlanjutan bisnis, mulai dari mengoptimalkan biaya operasional dan memperluas ke pasar-pasar baru, hingga memanfaatkan penggunaan teknologi AI.
Perusahaan-perusahaan teknologi besar di Indonesia secara strategis melakukan ekspansi ke kota-kota kecil, tempat mereka dapat menyerap talenta-talenta baru dan mendorong perekonomian regional.
"Perjalanan online, dengan pertumbuhan GMV tercepat sebesar 24% dibandingkan sektor lain, akan mencapai GMV $9 miliar pada tahun 2024. Pembelanjaan untuk perjalanan ke luar negeri telah melonjak 400% sejak tahun 2020 karena orang Indonesia memanfaatkan peluang untuk bepergian ke luar negeri, meski utamanya masih di wilayah Asia Tenggara, yang menyumbang 51% dari pengeluaran ke luar negeri," ungkap Veronica.
Veronica menerangkan layanan keuangan digital mengalami pertumbuhan pesat. Pembayaran digital tumbuh 19% pada tahun 2024 dan akan mencatat Gross Transaction Value (GTV) sebesar $404 miliar, menjadikan sektor ini sebagai pasar pembayaran digital terbesar di Asia Tenggara. Sementara itu, pada tahun 2024, layanan pinjaman digital diperkirakan akan mencapai GMV $9 miliar.
"Transportasi online tumbuh dari GMV $2 miliar pada tahun 2023 menjadi $3 miliar pada tahun 2024. Hal ini didorong oleh pulihnya permintaan akan perjalanan harian dan internasional, adopsi dan penetrasi yang tinggi ke kota kecil, serta promosi yang gencar oleh operator pendatang baru untuk menarik banyak pengguna," ucap Veronica.