Buntut Penembakan Siswa SMK di Semarang, Zainal Petir: Kapolri Harus Turun Tangan
- VIVA Jogja/dok pribadi
Semarang, VIVA Jogja – Ketua LBH Penyambung Lidah Rakyat (Petir) Zainal Abidin Petir mendesak Kapolri untuk turun tangan mengusut kasus penembakan polisi terhadap siswa SMK Negeri 4 Semarang.
Penembakan itu membuat siswa bernama Gamma Rizkynata Oktafandy (17) meninggal dunia. Sedangkan dua rekan korban berhasil selamat dan menderita luka-luka.
“Saya mendesak Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk turun tangan. Kalau hanya Kapolda tak akan mampu mengusutnya. Kasihan sekali, ini anak-anak kita harus kita lindungi. Komnas HAM dan Komnas Perlindungan Anak harus turun tangan ikut mengungkap kasus ini agar terang benderang,” tegas Zainal Petir, kepada wartawan, Selasa (26/11).
Zainal Petir mengungkapkan, kasus ini memicu trauma dan ketakutan bukan hanya terhadap para korban dan keluarganya, namun juga terhadap masyarakat di sekitar lokasi kejadian. “Mereka sebagian besar takut bicara dengan siapapun, trauma pada polisi, akhirnya membuat mereka terkesan tertutup atau menutup diri dari orang luar yang ingin bertanya tentang kasus penembakan tersebut,” tegasnya.
Zainal mengatakan, pihaknya siap mendampingi keluarga korban tewas untuk mendapatkan keadilan atas kasus ini. Namun hingga kini, pihak keluarga cenderung masih menutup diri. Pihak sekolah yang didatangi Zainal Petir telah memberikan keterangan jika perilaku ketiga korban penembakan yang adalah siswa SSMK Negeri 4 Semarang, sangat jauh dari perilaku buruk atau nakal.
“Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan dan Koordinator Guru BK di sekolah itu dengan tegas menyatakan bahwa ketiga siswa yang jadi korban penembakan, semuanya siswa baik-bak dan rajin, dengan perilaku yang menyenangkan, sama sekali jauh dari perilaku nakal dan neko-neko,” tegas Petir.
Bahkan dari salah seorang korban penembakan, yakni siswa berinisial S diperoleh keterangan jika mereka sama sekali tidak tahu apa penyebab mereka sampai ditembak polisi.
“Saat itu, ketiganya tengah melintas di lokasi kejadian, tiba-tiba ada orang yang datang dan melakukan penembakan,” tegasnya. Zainal Petir juga dengan tegas membantah keterangan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang sebelumnya menyatakan bahwa para siswa itu adalah pelaku tawuran.
“Tidak benar bahwa para siswa korban penembakan ini adalah pelaku tawuran, atau anggota geng atau kreak. Itu sama sekali tidak benar. Mereka justru jadi korban penembakan oknum penegak hukum yang semena-mena,” tandasnya.
Akibat kasus penembakan oleh oknum polisi itu, kata Zainal, membuat keluarga korban dan masyarakat sekitar lokasi kejadian menjadi trauma dan ketakutan.
“Mereka takut kalau mereka bersuara, justru akan mendapat hukuman yang lebih berat dari polisi. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan, dan harus dicegah jangan sampai masyarakat takut saat mengungkap kebenaran,” pungkasnya.
Pihaknya dengan tegas akan ikut aksi yang dilakukan ratusan aktivis dan rekan-rekan korban untuk melakukan aksi tabur bunga ke Mapolda Jateng, pada pukul 15.00 WIB hari ini untuk mendapatkan keadilan bagi korban tewas penembakan tersebut.