Mohammad Hanif Wicaksono Pengembang Tanaman Buah Langka di Tanah Borneo

Hanif Wicaksono
Sumber :
  • @tunasmeratus

Dari jalan raya, bangunan rumah hampir tak terlihat karena rimbunnya pepohonan. Sebelumnya, Hanif melakukan pembibitan di belakang rumahnya. 

Rekomendasi Ngabuburit Syahdu di Jogja

Hanif sendiri memulai pembibitan tanaman buah karena hobi bercocok tanam. Ia memilih membibitkan tanaman buah asli Kalimantan karena ingin melestarikan tanaman buah tersebut yang semakin langka

Hanif telah menjelajahi sebagian besar wilayah Pulau Kalimantan, kecuali Kalimantan Utara, dalam rangka mencari tanaman buah.

Peninggalan Belanda, Stasiun KA Lempuyangan dan Stasiun Klaten akan Dipercantik

Ia juga kerap menjelajah wilayah Kabupaten Balangan saat bertugas sebagai penyuluh Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Kecamatan Halong. 

Di Desa Marajai, Halong, Kalimantan Selatan, Hanif menemukan lebih dari 100 jenis buah hutan. Hal ini mendorongnya untuk mendorong penyelenggaraan festival buah lokal Kalimantan di Marajai. 

Menparekraf Sandiaga Uno Luncurkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024

Festival buah sempat diselenggarakan dua kali, yaitu pada tahun 2019 dan 2020. Marajai kemudian dikenal sebagai desa plasma nutfah karena memiliki kekayaan buah yang luar biasa. Hanif menemukan beraneka ragam tanaman buah, terutama di daerah dataran rendah, yaitu pada ketinggian 200-300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (mdpl), tanaman buah cenderung sedikit, tetapi bersifat endemik. Hanif juga mengatakan bahwa buah hutan banyak ditemukan di daerah Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. 

Halaman Selanjutnya
img_title