Kontes dan Pameran Batu Permata Nusantara bukti Pesonanya Tak Pernah Pudar

Penjurian Kontes dan Pameran Batu Permata Nusantara Yogyakarta
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jogja – Fenomena demam batu akik di tahun 2014-an  menyebar ke seluruh penjuru Indonesia. Masyarakat dari berbagai kalangan, dari orang tua sampai anak-anak, berburu batu akik dan mengoleksinya, juga memperjual-belikan.

UMY Sumpah 12 Dokter Baru

Popularitas batu akik tidak hanya terbatas pada kolektor atau pecinta batu mulia, tetapi juga merambah ke masyarakat umum. Batu akik yang diikat untuk dijadikan cincin, liontin, atau koleksi pribadi.

Meski pesonanya kian meredup,“Kontes dan Pameran Batu Permata Nusantara” yang digagas PT Djayadipa Indonesia Yogyakarta, terbukti masih relevan, bahkan mampu menyedot perhatian pecinta batu dari seluruh Indonesia.

Permintaan Terkendali, Stok LPG 3 Kg di DIY Aman

Acara yang berlangsung pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 lalu itu, sukses menggaet pemerhati dan pecinta batu, bahkan pihak penyelenggara menyampaikan kalau estimasi peserta kontes, melampaui prediksi awal.

Kontes Batu Nusantara "Piala GKR Mangkubumi" dan pameran Tosan Aji "Keris sebagai Investasi",  ini memang menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan para pecinta dan kolektor batu dari seluruh Indonesia, memperebutkan kejuaraan dari 900 kategori yang dalam masing-masing katergori dimenangkan oleh 3 pemilik batu.

Meet The Investors #2 Pertemukan Anak Muda Kreatif dan Pemilik Modal

Ketua penyelenggara, KRAT H Mukh Washar Wasesa Winata Adiningrat yang juga CEO PT Djayadipa Indonesia menyampaikan, jumlah perserta kontes ternyata melampaui target panitia dan banyak dari peserta yang menginginkan acara ini dijadikan event berkala.

Acara perdana diawal tahun 2025 ini dihadiri kolektor, penggemar, pedagang dari berbagai provinsi, baik Pulau Jawa maupun luar Jawa. Dari 900 kategori yang dilombakan, tercatat 5.542 batu yang dikonteskan, dan dinilai oleh 16 juri yang berkompeten di kontes batu nusantara.

Dalam acara yang dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti S.Sos., M.M serta doa oleh Ust. El Baihaqi Arief di Gedung Graha Budaya Embung Giwangan Yogyakarta, Washar Wasesa juga memamerkan kurang-lebih 60 bilah keris koleksinya bersama 35 pebursa keris lainnya.

Menurut Washar Wasesa, acara ini tidak hanya menampilkan keindahan dan keunikan batu permata nusantara, tetapi juga menjadi wadah untuk melestarikan budaya dan tradisi yang berkaitan dengan batu mulia.

“Berhubung antusiasme peserta kontes sangat tinggi, kami berencana akan menggelar acara serupa pada Bulan Agustus 2025, demi mengakomodasi komunitas maupun person yang kemarin tidak sempat mendaftar. Kami berharap kedepannya, panitia lebih siap berhubung peserta banyak datang dari luar Jawa, bahkan sampai Aceh,” ujarnya.

Kontes untuk menilai keindahan, keunikan, dan kualitas batu permata dari berbagai daerah di Indonesia, seperti batu bacan dari Maluku Utara, batu kalimaya dari Banten, dan batu lavender dari Sulawesi Selatan.

Peserta kontes memaparkan berbagai jenis batu permata mulai dari yang sudah ada hingga yang masih dalam bentuk mentah. Mereka pun harus mampu menjelaskan asal usul, jenis, dan keistimewaan dari batu permata yang mereka miliki. Para juri yang terdiri dari para ahli gemologi, kolektor batu permata, dan perajin batu permata akan menilai setiap karya dengan seksama.

Dalam kontes ini, batu permata dinilai berdasarkan beberapa kriteria seperti keindahan, kelangkaan, keunikan, dan kualitas. Para peserta yang berhasil menunjukkan batu permata terbaik mereka berkesempatan memenangkan Piala GKR Mangkubumi, sebuah penghargaan prestisius yang diberikan oleh putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Selain sebagai ajang kompetisi, acara ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat umum.

Meski tren batu akik mulai menurun, berangkat dari banyaknya permintaan akan dijadwalnya event serupa, membuktikan bahwa batu nusantara  masih memiliki peminat setia, terutama di kalangan kolektor dan pecinta batu mulia.