Beralih ke Energi Bersih, Ampas Jamu Jadi Solusi Ramah Lingkungan Menurunkan Emisi

Pengolahan ampas jamu untuk EBT
Sumber :
  • VIVA Jogja/dok.Sido Muncul

Darmawan menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan kapasitas energi bersih untuk memenuhi permintaan listrik hijau untuk industri yang semakin tinggi.

Inovasi Pakan Ikan Ramah Lingkungan, Tim PKM Fakultas Pertanian UGM Raih Dua Medali di Pimnas ke-37

”Dalam hal ini kami juga telah berhasil menambah dua pembangkit sebagai sumber REC. Sehingga saat ini kami memiliki 8 pembangkit yang dapat menerbitkan REC dengan kapasitas produksi mencapai 4,7 juta unit REC atau 4,7 TWh per tahun dan jumlah tersebut akan terus bertambah,” jelas Darmawan.

Pembangkit Berbasis EBT

Kolaborasi SIG dan BTN Bangun Rumah Terjangkau dan Ramah Lingkungan

Adapun dua pembangkit sumber REC yang berhasil ditambah PLN tahun ini ialah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Nusa Tenggara Timur dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya Genyem di Papua.

Dua pembangkit berbasis EBT di atas telah bergabung dengan 6 pembangkit lain yang selama ini telah menyuplai listrik hijau REC PLN yaitu PLTP Ulubelu, PLTA Cirata, PLTP Kamojang, PLTM Lambur, PLTA Bakaru, dan PLTP Lahendong.

Terapkan Teknologi Hijau, Ini Emisi Karbon yang Sukses Dipangkas Pertamina International Shipping

Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) berkomitmen penuh mendorong transisi energi sektor ketenagalistrikan dengan mengembangkan sejumlah inisiatif energi bersih.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, PLN EPI berkomitmen untuk mereduksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). "PLN EPI mendukung Holding PLN dalam menegaskan komitmen untuk menjalankan transisi energi demi mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Beragam inisiatif PLN akan berdampak pada pengurangan 3.7 miliar ton CO2e," kata Iwan.

Selama 4 tahun terakhir, Iwan mengatakan PLN (Persero) telah menghapus rencana pembangunan 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sebelumnya masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

PLN mengganti PLTU batubara sebesar 800 MW dengan pembangkit gas hingga membatalkan perjanjian pembelian tenaga listrik atau power purchase agreement (PPA) PLTU batu bara sebesar 1,3 GW.

Komitmen mengakselerasi transisi energi oleh PLN tidak berhenti disitu. PLN turut menginisiasi program Accelerated Renewable Energy Development (ARED).

Dengan ARED, PLN membangun pemerataan kelistrikan nasional melalui Green Enabling Super Grid. Menjadikan sistem kelistrikan Indonesia yang sebelumnya terpisah antar pulau menjadi terhubung satu sama lain dan potensi EBT berskala besar yang belum dimanfaatkan selama ini dapat dimaksimalkan. Pasokan listrik berbasis EBT akan meningkat dari 22 GW menjadi 61 GW.

Kemudian, untuk mengatasi tantangan intermitensi dari sumber EBT, PLN juga membangun smart grid dengan smart power plant dan flexible generation yang dilengkapi smart transmission, smart distribution, smart control center dan smart meter.

Lewat ARED ini membuat penambahan kapasitas listrik 75 persen bersumber dari EBT, sementara 25 persen berasal dari gas alam.

"PLN akan bergantung dengan LNG untuk mengkompensasi penurunan produksi atau pasokan dari gas pipa untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional," Iwan.

Iwan menjelaskan, pemanfaatan gas melalui LNG akan meningkat seiring waktu dari porsi saat ini dikisaran 55% menjadi 69% pada 2040 mendatang.

Hidrogen Hijau

Halaman Selanjutnya
img_title