Tokoh Masyarakat Ajak Warga Yogyakarta Sukseskan Pemilu Damai 2024

Tokoh agama dan politik di Yogyakarta, HM. Syukri Fadholi
Sumber :
  • Istimewa. dok: Syukri Fadholi

Jogja –Tokoh agama dan tokoh politik di DIY yaitu HM. Syukri Fadholi mengajak seluruh elemen bangsa selalu menjaga persatuan dan kesatuan dengan menghindari narasi yang dapat memecah belah masyarakat dan bangsa Indonesia, baik menjelang, selama maupun pasca Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.

Politisi Muda Gerindra M Lisman Pujakusuma Berpeluang Kuat Raih Kursi DPRD DIY

Syukri menilai Pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi rakyat Indonesia, pesta yang menjadi kebanggaan semua pihak, sekaligus menjadi refleksi kedewasaan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dalam berdemokrasi.

"Saya ingin Pemilu 2024 ini perdebatannya adalah adu gagasan untuk kemajuan bangsa Indonesia,” kata Syukri Fadholi di Gedung PDHI Sasonoworo, Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Forum BEM DIY Tuntut Pemilu 2024 Diulang, Ini Alasannya

Mantan Wakil Walikota Yogyakarta ini menjelaskan, pesan "Pemilu Damai 2024" merupakan upaya bersama dalam menjawab berbagai potensi permasalahan Pemilu 2024. Selain ditujukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, juga untuk mencegah perpecahan dan penyebaran HOAX.

Presidium FUI (Forum Umat Islam) DIY ini membeberkan bahwa peredaran berbagai narasi yang bernuansa politik identitas khususnya terkait SARA sangat berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia karena informasi yang berkembang dan diterima di tengah-tengah masyarakat berupa misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.

Posko Ngampilan Cinta Damai, Komitmen Warga Wujudkan Pemilu Damai di Yogyakarta

"Pada zaman medos sekarang ini terutama pada event nasional seperti Pemilu bahwa ada tiga masalah besar yang menjadi perhatian kita (selama Pemilu), yang pertama adalah HOAX, kedua fitnah, dan yang ketiga ujaran kebencian atau hate speech, ini yang menjadi potensi munculnya kerawanan sosial," terang Syukri.

Syukri mengatakan Indonesia harus berkaca dan belajar dari pemilihan umum di negara-negara lain yang pelaksanaannya terganggu akibat menyebarnya disinformasi di masyarakat.

Menurut dia, disinformasi dalam pemilu dapat mengakibatkan kalahnya keilmuan dengan popularitas, menurunnya kepercayaan pada demokrasi dan institusi pemerintahan, instabilitas politik dan sosial, terbatasnya akses pada informasi faktual, hingga polarisasi masyarakat yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, mari bersama-sama mengamplifikasi narasi "Pemilu Damai 2024" oleh semua komponen masyarakat Indonesia yang tentunya yang menjadi ujung tombak dalam pekerjaan ini adalah Polri, TNI, Kominfo dan pekerja media.

"Kolaborasi dapat dilakukan melalui amplifikasi narasi Pemilu Damai 2024 pada media sosial dan media konvensional, serta kolaborasi dengan media massa dalam memproduksi informasi dan berita positif terkait Pemilu 2024," ungkapnya.

Syukri menjelaskan bahwa aparat keamanan (Polri/TNI), Kominfo dan pekerja media memiliki Cyber Troops untuk secara rutin melakukan patroli siber yang memantau konten-konten yang mengandung ujaran kebencian, fitnah, dan HOAX di internet untuk selanjutnya dilakukan pemutusan akses.

Selain itu, Polri harus melakukan penindakan hukum secara tegas terhadap konten-konten tersebut untuk mencegah terjadinya perpecahan di masyarakat.

"Kali ini kita tegas karena yang kita pertaruhkan adalah persatuan dan kesatuan nasional kita," tegas Syukri.

Syukri juga mengingatkan perjuangan dan pengorbanan para pendiri bangsa untuk menyatukan Indonesia harus dijadikan semangat untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dan mencapai Indonesia Emas 2045 melalui hasil Pemilu yang berintegritas dan bermartabat.