Senator DIY Menduga Akibat Bansos yang Ugal-ugalan Jadi Penyebab Harga Beras Mahal

Anggota DPD RI Hilmy Muhammad
Sumber :
  • Istimewa: dokumen Hilmy Muhammad

JogjaHarga beras secara nasional merambat naik pasca-Pemilu 2024. Dibeberapa daerah harga beras saat ini menembus angka Rp 18 ribu. Kondisi naiknya harga beras ini dikeluhkan oleh masyarakat.

Singgung Jilbab Petugas Bandara, Ketua Relawan Jarnas For Gibran Minta Polisi Tangkap Arya Wedakarna

Anggota DPD RI Hilmy Muhammad menduga pemicu dari tingginya harga beras karena pemerintah ugal-ugalan dalam mendistribusikan bantuan sosial (bansos) yang tidak sesuai jadwal dan peruntukannya, bahkan cenderung mengabaikan prosedur.

Pria yang akrab disapa Gus Hilmy ini menyebut krisis beras sudah terjadi sejak tahun lalu akibat iklim dan masalah pertanian. Meski demikian, menurutnya pemerintah sudah melakukan mitigasi. 

Rekomendasi Ngabuburit Syahdu di Jogja

Meski demikian, Hilmy menilai mitigasi pemerintah untuk menekan harga beras itu dirusak atas nama bansos ketika masa kampanye pada Pemilu 2024.

“Untuk ketahanan pangan kita memang perlu banyak evaluasi, apalagi jika ngomong food estate. Tapi kalau kita lihat, krisis ini sudah sejak tahun lalu dan pemerintah sudah melakukan mitigasi. Tapi sayangnya, pemerintah ugal-ugalan dalam membagikan bansos," ucap Hilmy, Jumat 23 Februari 2024.

Peninggalan Belanda, Stasiun KA Lempuyangan dan Stasiun Klaten akan Dipercantik

"Akibatnya, stok di gudang Bulog menipis sebelum waktunya. Ini pemerintah menyalahi manajemen sederhana antara pasokan dan permintaan,” sambung anggota DPD RI dari DIY ini.

Hilmy menerangkan jika sesuai jadwal, distribusi bansos beras regular seharusnya dilakukan setiap bulan atau maksimal tiga bulan. Hilmy menerangkan kenaikan harga beras yang terjadi saat ini, faktornya tidak semata-mata dari iklim atau pertanian.

Halaman Selanjutnya
img_title