Pilkada Sleman 2024: Kustini ajak Masyarakat Pilih Pemimpin yang Menghargai Martabat Perempuan

Kustini Sri Purnomo dan Sukamto
Sumber :
  • jogja.viva.co.id/ Cahyo PE

Jogja, VIVA Jogja  – Debat yang digelar KPU pada Selasa 12 November 2024 menjadi debat yang ketiga atau debat terakhir dalam rangkaian Pilkada Kabupaten Sleman. Debat ini dihadiri oleh calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1 Kustini Sri Purnomo dan Sukamto serta calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2 Harda Kiswaya dan Danang Maharsa.

Pilkada Sleman 2024: Harda Kiswaya Janjikan Satu Padukuhan Dapat Rp 50 Juta Pertahun

Dalam debat terakhir itu, Kustini Sri Purnomo mengajak masyarakat Sleman untuk memilih pemimpin yang menghargai martabat perempuan.

"Lewat debat terakhir ini, saya ingin sampai pesan khususnya perempuan Sleman untuk memilih pemimpin yang menghargai dan peduli dengan harkat dan martabat perempuan. Serta yang tidak merendahkan perempuan," ujar Kustini.

Beri Dukungan Moral Pada Harda-Danang Saat Debat Pilkada, Ratusan Warga Padati Halaman TVRI

Kustini menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu muncul baliho yang berusaha merendahkan perempuan dengan menyebut 'milih pemimpin kok wedok (memilih pemimpin kok perempuan)'. Padahal, lanjut Kustini, usai reformasi sejumlah tokoh perempuan mampu tampil menjadi pemimpin dan melaksanakan tugasnya dengan baik dan bahkan menorehkan prestasi.

"Banyak contoh perempuan yang bisa memimpin dan bekerja dengan baik. Ibu megawati sukses menjadi presiden. Ibu Puan juga bisa menjadi Ketua DPR RI. Ibu Khofifah di Jawa Timur juga bekerja dengan baik memimpin Jawa Timur," tegas Kustini.

Pilkada Sleman 2024 : Kejanggalan Pengisian Jabatan di Sleman, Harda-Danang Siap Benahi Birokrasi

"Ini adalah contoh semakin banyak perempuan yang mendapatkan kesempatan dan membayarnya dengan profesionalitas dan kinerja yang baik. Hari ini ada juga seperti bu Sri Mulyani dan bu Stella di pemerintahan Presiden Prabowo," sambung Kustini.

Kustini menegaskan ke depan akan tetap konsisten melakukan pemberdayaan perempuan dan sudah masuk dalam program pioritas. Dengan tagline perempuan maju, aman dan berkarya, sambung Kustini, nantinya akan ada sekolah perempuan hingga penciptaan kesetaraan ruang untuk berkarya.  "Kita juga akan pastikan perlindungan dari kekerasan dengan layanan krisis terintegrasi. Serta day care dan ruang laktasi," pungkas Kustini.