ISI Yogyakarta Branding Community Desa Wisata Berkelanjutan di Giriasih Gunungkidul
- Istimewa
Sedangkan produk penganan dijual secara individu, tidak dikelola secara kelompok dan dikemas secara seadanya. Hal tersebut sangat disayangkan karena sumber daya tersebut memiliki potensi ekonomi baik sebagai komoditas maupun sebagai supporting system sebuah desa wisata.
Ketua Program Kegiatan, Andika Indrayana menyampaikan bahwa program ini sebagai bentuk nyata kolaborasi kampus ISI Yogyakarta dan Pemerintah Kelurahan Giriasih dalam mengembangkan potensi wisata di daerah Gunungkidul. Kontribusi keilmuan desain khususnya pada bidang branding kawasan menjadi poin penting dalam program kegiatan ini.
Andika menjelaskan program pengabdian kepada masyarakat dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata desa Giriasih berbasis brand community, tim dari ISI Yogyakarta bersama warga membuat perencanaan strategi pengembangan kawasan dengan tiga fokus capaian:
"Pertama, branding development yang mencakup visi dan misi sebagai desa wisata, perencanaan media, dan kelompok keahlian. Kedua, branding personalization, yang mencakup USP (unique selling preposition) atau keunikan yang dimiliki sebagai nilai jual, dan pengalaman pengunjung (user experience)," kata Andika, Jumat 27 Desember 2024.
"Ketiga yakni pengembangan supporting system desa wisata yang mencakup satu, pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mengolah limbah kayu dan makanan menjadi produk yang siap dijual kepada pengunjung maupun masyarakat umum, dua pengelolaan area-area potensial, dan yang ketiga yakni layanan pengunjung," sambung Andika.
Sementara itu, Lurah desa Giriasih, Suwitono menyatakan harapannya dengan bantuan workshop pelatihan dan bantuan teknologi tepat guna yang diberikan dari program ini dapat meningkatkan daya tarik kunjungan wisata di desa Giriasih.
“Harapan saya, dengan menggandeng ISI Yogyakarta, potensi sumber daya manusia khususnya para perajin UMKM dapat lebih terlatih dan lebih optimis melihat talenta yang dimiliki sebagai sumber penghidupan yang layak," ucap Suwitono.