Yuk ke Wukirsari, Belajar Membatik Sembari Menikmati Bukit Watu Gagak

Perajin batik di Desa Wukirsari
Sumber :
  • VIVA Jogja/Kemenparekraf RI

Bantul, VIVA Jogja - Desa Wisata Wukirsari terletak di Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Desa ini merupakan desa rintisan batik tulis yang merupakan kerajinan turun temurun.

Sambut Sumpah Pemuda, Srikandi PLN UP3 Yogyakarta Sambung Listrik Gratis Warga Bantul

Di sini wisatawan dapat belajar dan melihat langsung proses pembuatan batik. Sentra batik disini pun juga sering dijadikan rujukan berbagai sekolah dan perguruan tinggi untuk belajar mengenai batik.

Selain itu, wisatawan dapat mendapatkan batik tulis dengan harga yang relatif lebih murah.

Saat Warga Sambirejo, Menyulap Bekas Tambang Jadi “Tambang” Cuan

Desa Wukirsari juga memiliki kerajinan kulit atau tatah sungging yang merupakan kerajinan turun temurun dengan produk yang dihasilkan berupa wayang dan hiasan kulit lainnya.

Selain kerajinan penduduk asli yang menjadi daya tarik utama, geografi Desa Wukirsari yang beragam, mulai dari perbukitan, sungai, hutan, dan lahan-lahan pertanian membuat desa ini tampak sangat asri.

Kaki Langit Mangunan, Diantara Kabut, Hutan Pinus dan Lembah Hijau

Tidak lupa juga makam-makam yang berada di wilayah Desa Wukirsari yang sering menjadi tempat ziarah.

 

Pintu masuk Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul

Photo :
  • VIVA Jogja/Dok.Desa Wukirsari

 

Terletak di sisi selatan dari pusat kota Yogyakarta dengan jarak plus minus 17 Km. Dari Yogyakarta International Airport (YAI) membutuhkan waktu sekitar 1 jam 11 menit dengan jarak tempuh 46, 2 km, untuk sampai ke desa wisata ini.

Desa Wisata Wukirsari ini berfokus pada pengembangan Edu-Wisata dan Eco-wisata sejak tahun 2007.

Secara resmi telah dikukuhkan melalui SK Pemerintah Desa dan SK Pemerintah Kabupaten Bantul sebagai desa wisata yang dikelola secara pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan seluruh unsur kemasyarakatan dan dikoordinasi oleh Pengelola Desa Wisata Wukirsari.

Berbagai atraksi wisata tersedia di kawasan Desa Wukirsari yang meliputi wisata budaya dan edukasi belajar batik di Kawasan Giriloyo, wisata alam di kawasan pesisir Sungai Opak, Wisata religi di kawasan Makam Raja-raja Pajimatan dan Makam Sunan Giriloyo.

Selain itu, Dusun Pucung difokuskan pada pengembangan edu-wisata satwa burung berbasis penangkaran burung, serta memaksimalkan potensi kerajinan tatah sungging wayang.

Wisata Belajar Membatik menjadi salah satu unggulan atraksi Desa Wisata Wukirsari yang berpusat di Dusun Giriloyo, Karang Kulon, dan Cengkehan.

Belajar membatik menjadi ajang bagi Wukirsari untuk mengenalkan warisan budaya dunia milik Indonesia yang telah ada di kawasan ini sejak tahun 1634 silam. Bukan hanya sekadar ajang wisata, kegiatan ini menitik beratkan pada keterlibatan lebih dari 600 orang perajin batik sebagai pemandu wisata belajar batik.

Alhasil, setiap perkembangan dalam atraksi ini akan berimbas pada meningkatnya taraf hidup masyarakat yang berprofesi sebagai perajin batik.

Di sini juga terdapat Pasar Sor Jati, yang hanya dibuka setiap hari Minggu Legi.

Uniknya dari pasar ini adalah zero plastik, baik penyajian maupun bungkusnya tanpa menggunakan plastik dan alat bayarnya menggunakan koin dari bambu.

Pasar ini menyediakan kuliner tradisional diantaranya kacang godhok, tiwul, lontong sayur, gedhang godhok, mangut ,sate kere, megono, dhawet, dan masih banyak lagi.

 

Suasana Pasar Sor Jati

Photo :
  • VIVA Jogja/Dok.Desa Wukirsari

 

Pengembangan ekonomi kreatif yang dilakukan masyarakatnya, membuat PT Astra Internastional Tbk menjadikan desa ini sebagai Desa Sejahtera Astra (DSA).

Masuk sebagai bagian dari 75 desa wisata kelas dunia dan desa wisata terbaik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif lewat Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023, Desa Wukirsari, terus mengembangkan berbagai potensi wisata yang dimilikinya.

Warga desa, khususnya warga Dusun Singosaren mengembangkan destinasi berbasis alam bertajuk Bukit Watu Gagak.

Watu Gagak adalah bukit kecil yang menawarkan sejuta pesona. Bukit tandus ini disulap menjadi destinasi baru wisata Wukirsari. Tidak begitu sulit untuk bisa sampai ke bukit ini.

Hanya menapaki sejumlah anak tangga yang dibikin semacam terasring meanjang meghilangkan kesan bahwa kita tidak sedang menginjak-menapaki anak tangga, tahu tahu sudah sampai di atas bukit.

Saat akhir pekan, Sabtu-Minggu, banyak goweser menikmati udara segar di bukit ini sembari menikmati miuman khas. Jika malam tiba, lampu lampu kota nampak kerlap kerlip menghiasi suasana Bukit Watu Gagak.

 

Bukit Watu Gagak, destinasi baru Wukirsari

Photo :
  • VIVA Jogja/ist

 

Alunan musik akuistik menambah suasana menjadi berirama, rasa kopi pun menjadi semakin nyata.

Kepala Desa Wukirsari Susilo Hapsoro menjelaskan, pengembangan wisata Watu Gagak sudah dirintis oleh warga secara mandiri sejak 2019. Namun karena hantaman pandemi Covid-19, proyek pembenahan area bukit yang tandus harus terhenti.

“Setelah pandemi berakhir, maka secara terus-menerus pengembangan Watu Gagak dikebut. Keberadaan destinasi ini juga tidak lepas dari dukungan Pemkab Bantul dengan jalan akses utama dengan diaspal dan pemberian lampu jalan,” kata Susilo Hapsoro.

Warga dengan dukungan Dana Keistimewaan kemudian membangun pendopo-pendopo dan pentas terbuka yang bisa dinikmati wisatawan saat berkunjung.

“Kehadiran bukit Watu Gagak ini seperti menambah pilihan destinasi bagi wisatawan yang berkunjung ke Wukirsari,” pungkasnya.