5 Mahasiswa UGM Teliti Limbah Biji Salak dan Kulit Jeruk Jadi Alternatif Terapi Kanker Serviks

5 Peneliti mahasiswa UGM dan dosen pembimbing.
Sumber :
  • VIVA Jogja/UGM

Oleh sebab itu, dibutuhkan pengembangan alternatif pengobatan kanker serviks dengan efek samping yang minimum.

Kenal di Aplikasi, Pria Mengaku Brimob Bawa Kabur Motor, Dibekuk Resmob Polsek Jaten

Ketua Tim Peneliti, Aditya Latiful Azis, menerangkan bahwa pemilihan biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo sebagai agen anti kanker serviks bukan tanpa alasan.

Biji salak pondoh diketahui mengandung senyawa polifenol, alkaloid, dan terpenoid, yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan.

Mahasiswa UGM Luncurkan Inovasi Wisata Kuliner Berbasis Potensi Lokal

Sementara itu, pada kulit jeruk pamelo ditemukan senyawa flavonoid dan likopen, yang berpotensi memiliki sifat sitotoksik pada sel kanker.

“Pemanfaatan obat herbal sebagai alternatif terapi diyakini memiliki efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan obat modern,” kata Aditya, Kamis (12/9).

Perolehan ZIS Terbaik se Indonesia, Baznas Karanganyar Dapat Gedung Baru Senilai Rp 1,8 Miliar

Kombinasi biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo, kata dia, berpotensi menjadi pengobatan alternatif kanker serviks dengan efek samping yang minimum. Pada bagian biji salak dan kulit jeruk pamelo terkandung metabolit sekunder yang berpotensi dalam pengobatan anti kanker serviks.

Selain itu, produksi dan konsumsi salak dan jeruk pamelo menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
img_title