Harapan Gus Yahya di Perayaan 101 Tahun NU

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf
Sumber :
  • Istimewa: Dok PBNU

Jogja –Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau biasa disapa Gus Yahya menghadiri acara istigasah dalam rangka Harlah ke-101 NU di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, Minggu 28 Januari 2024.

UNU Yogyakarta Akan Punya Menara Kembar

Dalam pidatonya, Gus Yahya menyebut, organisasi NU didirikan untuk niat dan harapan-harapan akhirat. Gus Yahya membeberkan karena niat pendirian itu , NU sebagai organisasi yang besar ini harus dijalankan dengan cara mengupayakan pelaksanaan dari tuntunan-tuntunan agama Allah.

"Itulah sebabnya sejak didirikan hingga sekarang tidak ada satu pun, tidak ada satu pun keputusan Nahdlatul Ulama kecuali didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan agama, pertimbangan-pertimbangan syariat, pertimbangan apa yang benar, apa yang salah, apa yang baik menurut syariat," ucap Gus Yahya.

Grebeg Maulid Kraton Yogyakarta 2024: Persembahan Raja untuk Rakyatnya

Gus Yahya menerangkan NU memiliki struktur kepengurusan yang disebut syuriyah yang terdiri dari para kiai ahli syariah yang secara khusus bertugas untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan syariat.

"Kalau Ketua Umum Tanfdiziyah seperti saya, apalagi cuma ketua PWNU kayak Kang Zuhdi itu, kita ini cuma pesuruh yang melaksanakan keputusan-keputusan syuriyah," terang Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu sambil bercanda.

Air Terjun Jumog Masih Jadi Idola, 10 Ribu Wisatawan Tercatat Berwisata di Libur Maulid Nabi

Gus Yahya membeberkan wewenang dari kepemimpinan Nahdlatul Ulama pada dasarnya adalah wewenang hukumah. Artinya, lanjut Gus Yahya, NU sebagai jam'iyah menjalankan fungsi imamah dengan wewenang sebagaimana wewenang imam. 

"Yang dikatakan bahwa hukmul imam yarfa'ul khilaf, apapun pendapat kita masing-masing, apabila sudah ada ketentuan keputusan dari organisasi, maka semua perbedaan harus ditundukkan kepada keputusan organisasi itu," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga mengatakan, istigasah ini merupakan penanda tonggak perjuangan NU dalam mewujudkan kemaslahatan untuk semesta.

"Kita jadikan ini sebagai penanda saja untuk hari lahir NU ke-101 ini. Sesudah ini kita akan terus beristigasah dengan cara apapun yang mungkin demi maslahat NU, demi maslahat Islam, demi maslahat negara bangsa Republik Indonesia, demi maslahat kemanusiaan seluruhnya," katanya.

Gus Yahya menilai usia 101 tahun perjuangan NU rasanya sudah lama, tetapi sebetulnya belum apa-apa. Sebab, perjuangan ini diniatkan untuk selama-lamanya. 

"Karena maksud dan ghirah dari para muassis Nahdlatul Ulama, para pemimpin Nahdlatul Ulama adalah perjuangan dengan Nahdlatul Ulama ini selama-lamanya ila yaumil qiyamah (sampai hari kiamat)," ujar Gus Yahya.