Kisah Pegiat Literasi dari Lereng Medini, Buat Sayembara Berhadiah Ternak
- VIVA Jogja/dok KLM
‘’Sejak kemah sastra digelar, kami telah menghadirkan sejumlah maestro sastra, seperti sastrawan Eka Kurniawan, F Rahardi, Gus TF Sakai, Martin Aleida, Ahmadun Y Herfanda, Korie Layun Rampan, Iman Budi Santosa, Bandung Mawardi, dan Triyanto Triwikromo,’’ imbuhnya.
Yang menarik, aktivitas KLM juga menarik minat mahasiswa untuk mengambilnya sebagai objek penelitian skripsi. Sedikitnya, sudah ada tiga skripsi dari tiga perguruan tinggi, yang lahir dengan KLM sebagai objek penelitian.
‘’Tercatat, ada tiga skripsi, dari Universitas PGRI Semarang, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Diponegoro,’’ ujar ayah seorang putra ini.
KLM juga menerbitkan buku-buku berupa antologi puisi dan cerpen karya para penulis pemula, yang sebagian besar pernah terlibat dalam beragam kegiatan sastra yang dihelat KLM.
Danu Kusumo, salah seorang warga Boja mengaku salut dengan kegiatan sastra yang digelar KLM selama ini.
Menurutnya, warga yang semula tak gemar membaca buku, apalagi buku sastra, menjadi sadar dan menikmati dunia sastra melalui berbagai acara yang digagas Heri dan kawan-kawan.
‘’Saya bahkan pernah beberapa kali kerja bareng dengan KLM, mengagagas beberapa acara sastra. Alhamdulilah, respon warga luar biasa,’’ ujar pria karyawan di perusahaan swasta ini.
Penghargaan Atas kiprahnya bersama KLM tersebut, Heri meraih penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2011 kategori Pendidikan. Pada 2012, mendapat Penghargaan Bupati Kendal Award.
Heri mendapat penghargaan Prasidatama tahun 2014 dari Balai Bahasa Jawa Tengah, untuk bidang kategori pegiat bahasa dan sastra.
Pada 2023, dia kembali mendapat penghargaan Prasidatama tahun 2014 dari Balai Bahasa Jawa Tengah, untuk bidang kategori pegiat bahasa dan sastra. Apa yang belum tercapai?
“Saya kira, belum terbentuknya ekosistem bersastra atau menulis yang sehat. Saya kira, kami masih memerlukan waktu lebih lama lagi untuk terwujudnya ekosistem kesastraan yang sehat dan dinamis,” ungkap Heri.
Heri mengakui, pihaknya menghadapi tantangan dalam upaya mengenalkan literasi dan meningkatkan minat remaja/anak muda pada sastra.